Teknik marketing menjual emosi adalah salah satu strategi pemasaran yang paling efektif dan populer di era digital saat ini. Teknik ini bertujuan untuk membangkitkan emosi positif pada pelanggan ketika mereka melihat, mendengar, atau menggunakan produk atau jasa dari suatu merek. Emosi positif ini bisa berupa kebahagiaan, kepercayaan diri, kenyamanan, kebanggaan, atau apapun yang sesuai dengan nilai-nilai dan visi-misi merek tersebut.
Manfaat Menerapkan Teknik Marketing Menjual Emosi
Teknik ini sangat penting karena emosi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan. Pelanggan tidak hanya membeli produk atau jasa karena kebutuhan atau keinginan, tapi juga karena emosi. Emosi bisa membuat pelanggan merasa terhubung dengan merek, loyal, dan merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain.
Teknik pemasaran menjual emosi juga bisa membantu merek untuk membedakan diri dari kompetitor yang mungkin menawarkan produk atau jasa yang serupa atau bahkan lebih baik. Dengan menonjolkan emosi yang ditawarkan oleh merek, pelanggan bisa merasakan nilai tambah yang tidak bisa didapatkan dari merek lain.
Cara Menerapkan Teknik Marketing Menjual Emosi
Salah satu cara untuk menerapkan teknik marketing menjual emosi adalah dengan menggunakan storytelling. Storytelling adalah seni bercerita yang bisa menarik perhatian, menghibur, menginspirasi, dan mempengaruhi audiens. Storytelling bisa dilakukan melalui berbagai media, seperti iklan, video, blog, sosial media, testimoni, atau konten lainnya.
Storytelling bisa membantu merek untuk menyampaikan pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada pelanggan secara lebih menarik dan mengena. Storytelling juga bisa membantu merek untuk menunjukkan kepribadian, nilai-nilai, dan tujuan mereka secara lebih jelas dan autentik. Storytelling juga bisa membantu merek untuk menciptakan ikatan emosional dengan pelanggan yang sulit dilupakan.
Baca juga: Teknik Closing Produk yang ampuh dan efektif untuk penjualanmu.
Brand Yang Menggunakan Teknik Pemasaran Menjual Emosi
Beberapa contoh merek yang berhasil menggunakan teknik marketing menjual emosi dengan storytelling adalah Coca-Cola, Nike, dan Starbucks. Ketiga merek ini merupakan merek-merek terkenal di dunia yang memiliki loyalitas pelanggan yang tinggi. Ketiga merek ini juga berhasil menguasai pasar dengan mengandalkan perasaan pelanggan.
Coca-Cola: Menjual Emosi Kesenangan dan Persahabatan
Coca-Cola adalah salah satu merek minuman ringan terbesar di dunia yang didirikan pada tahun 1886 di Amerika Serikat. Coca-Cola memiliki misi untuk “menyegarkan dunia dalam pikiran, tubuh, dan jiwa” dan visi untuk “menginspirasi momen kebahagiaan dan optimisme”.
Coca-Cola menggunakan teknik marketing menjual emosi dengan menyampaikan bahwa minuman mereka bisa membuat orang merasa bahagia dan bersama teman-teman. Coca-Cola menggunakan slogan “Open Happiness” untuk menyampaikan pesan ini kepada pelanggan.
Coca-Cola juga menggunakan storytelling dengan membuat iklan-iklan yang menampilkan momen-momen kebahagiaan dan persahabatan yang tercipta karena minum Coca-Cola. Beberapa contoh iklan Coca-Cola yang berhasil menggugah emosi pelanggan adalah:
- Iklan “The Last Customer” yang menampilkan seorang penjaga toko yang memberikan Coca-Cola gratis kepada pelanggan terakhirnya di malam Natal.
- Iklan “Brotherly Love” yang menampilkan seorang kakak laki-laki yang selalu mengganggu adiknya tapi juga melindunginya dari bully dengan memberinya Coca-Cola
- Iklan “Share a Coke” yang menampilkan berbagai nama orang yang tercetak di botol Coca-Cola dan bagaimana mereka berbagi minuman tersebut dengan orang-orang terdekat mereka.
Coca-Cola juga menggunakan desain botol kaca yang ikonik dan warna merah yang cerah untuk menggambarkan emosi kesenangan dan persahabatan. Coca-Cola juga memberikan pengalaman unik seperti mesin penjual otomatis yang bisa memberikan Coca-Cola gratis jika orang berpelukan.
Nike: Menjual Emosi Kepercayaan Diri dan Prestasi
Nike adalah salah satu merek pakaian dan perlengkapan olahraga terbesar di dunia yang didirikan pada tahun 1964 di Amerika Serikat. Nike memiliki misi untuk “membawa inspirasi dan inovasi bagi setiap atlet di dunia” dan visi untuk “membangun merek olahraga global yang paling inovatif, otentik, dan terhubung”.
Nike menggunakan teknik marketing menjual emosi dengan menyampaikan bahwa produk mereka bisa membantu orang mencapai tujuan mereka dalam olahraga. Nike menggunakan slogan “Just Do It” untuk menyampaikan pesan ini kepada pelanggan.
Nike juga menggunakan storytelling dengan membuat iklan-iklan yang menampilkan kisah-kisah inspiratif dari atlet-atlet terkenal dan orang-orang biasa yang berprestasi dalam olahraga. Beberapa contoh iklan Nike yang berhasil menggugah emosi pelanggan adalah:
- Iklan “Dream Crazier” yang menampilkan berbagai atlet wanita yang menghadapi tantangan dan diskriminasi dalam olahraga dan bagaimana mereka mengatasi hal tersebut dengan tekad dan semangat.
- Iklan “You Can’t Stop Us” yang menampilkan berbagai atlet dari berbagai cabang olahraga yang bersatu dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan bagaimana mereka tetap berlatih dan berkompetisi dengan cara-cara kreatif.
- Iklan “Find Your Greatness” yang menampilkan berbagai orang biasa dari berbagai negara yang melakukan olahraga dengan cara-cara unik dan menantang.
Nike juga menggunakan desain logo “swoosh” yang sederhana tapi kuat untuk menggambarkan emosi kepercayaan diri dan prestasi. Nike juga memberikan pengalaman inspiratif seperti aplikasi Nike Run Club yang bisa membantu pelanggan untuk melacak aktivitas lari mereka dan memberikan motivasi dan saran.
Starbucks: Menjual Emosi Kenyamanan dan Kehangatan
Starbucks adalah salah satu merek kopi terbesar di dunia yang didirikan pada tahun 1971 di Amerika Serikat. Starbucks memiliki misi untuk “menginspirasi dan memelihara jiwa manusia – satu cangkir, satu orang, dan satu lingkungan pada satu waktu” dan visi untuk “menjadi tempat ketiga terbaik di antara rumah dan tempat kerja”.
Starbucks menggunakan teknik marketing menjual emosi dengan menyampaikan bahwa tempat mereka adalah tempat yang nyaman dan hangat di antara rumah dan kantor. Starbucks menggunakan slogan “The Third Place” untuk menyampaikan pesan ini kepada pelanggan.
Starbucks juga menggunakan storytelling dengan membuat iklan-iklan yang menampilkan momen-momen kenyamanan dan kehangatan yang tercipta karena minum kopi di Starbucks. Beberapa contoh iklan Starbucks yang berhasil menggugah emosi pelanggan adalah:
- Iklan “Meet Me at Starbucks” yang menampilkan berbagai cerita nyata dari pelanggan Starbucks yang bertemu, bercerita, bekerja, belajar, atau bersantai di Starbucks.
- Iklan “Every Name’s a Story” yang menampilkan seorang transgender yang merasa diterima dan dihargai ketika pelayan Starbucks memanggilnya dengan nama barunya.
- Iklan “Giving Good Starts with You” yang menampilkan berbagai cara para pelanggan Starbucks memberikan kebaikan kepada orang lain melalui produk-produk atau program-program sosial dari Starbucks.
Starbucks juga menggunakan desain logo “siren” yang menarik dan warna hijau yang menenangkan untuk menggambarkan emosi kenyamanan dan kehangatan. Starbucks juga memberikan pengalaman personal seperti menyebut nama pelanggan dan membuat minuman sesuai selera mereka.
Kesimpulan
Teknik marketing menjual emosi adalah salah satu strategi pemasaran yang paling efektif dan populer di era digital saat ini. Teknik ini bertujuan untuk membangkitkan emosi positif pada pelanggan ketika mereka melihat, mendengar, atau menggunakan produk atau jasa dari suatu merek.
Teknik marketing menjual emosi sangat penting karena emosi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan.