Trend membudidayakan tanaman semakin hari, semakin menunjukan gairah yang positif. Banyak kegiatan – kegiatan budidaya tanaman yang semula hanya mengandalkan konsep lama, mulai beralih ke konsep baru seperti budidaya tanaman menggunakan sistem vertikultur.
Pengertian vertikultur
Vertikultur sendiri berasal dari kata “Vertical dan Culture“, dimana vertical memiliki makna garis keatas dan culture adalah kegiatan budidaya tanaman. Untuk lebih spesifiknya, vertikultur merupakan budidaya tanaman dalam lahan sempit dengan memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat meletakan tanaman.
Tujuan penanaman tanaman secara vertikultur sendiri adalah untuk memanfaatkan lahan sempit yang ada, menjadi lahan yang memiliki produktifitas optimal.
Dengan memaksimalkan lahan sempit yang dimiliki, diharapkan masyarakat indonesia bisa lebih produktif dalam memanfaatkan lahan sebagai penunjang kebutuhan dapur maupun sebagai pemenuhan konsumsi sehari – hari, karena jenis tanaman yang bisa di tanam menggunakan sistem vertikultur ini bermacam – macam.
Contoh Tanaman Vertikultur
Pada dasarnya, semua jenis tanaman buah dan sayur yang tidak membutuhkan sistem perakaran dalam bisa ditanamn menggunakan sistem vertikultur.
Salah satu contoh jenis tanaman yang banyak di budidayakan menggunakan sistem vertikultur adalah, tanaman strawberry, tomat, terong, pare, cabe rawit, cabe merah dll untuk jenis tanaman buah dan tanaman pakcoy, selada, kangkung, bayam dll untuk jenis tanaman sayur.
Kelebihan dan kekurangan vertikultur
Dengan mengoptimalkan penggunaan lahan sempit sebagai area untuk membudidayakan tanaman, ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam menanam menggunakan sistem vertikultur. Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan dalam menanam menggunakan sistem vertikultur.
Kelebihan Menanam Secara Vertikulture
- Hemat tempat karena disusun secara vertikal dan bahkan dapat mengoptimalkan penggunaan lahan sempit menjadi lahan yang berproduktif optimal.
- Modal awal yang dikatakan menengah. Karena beberapa teknik vertikultur cukup menguras dana di awal, seperti vertikulture yang menggunakan sistem hidroponik.
- Mengurangi kegiatan penyiangan gulma, karena sistem vertikulture lebih jarang tumbuh gulma.
- Menambah nilai estetika jika diletakan pada lokasi yang tepat.
- Perawatan yang cukup mudah.
- Tidak terlalu sulit dalam membuat vertikulture, bisa memanfaakan bahan – bahan bekas seperti botol, bekas pipa paralon dan sebagainya.
Kekurangan menanam secara vertikultur
- Dana awal untuk membangun vertikultur modern cukup besar, contohnya vertikultur hidroponik.
- Membutuhkan pemupukan tambahan, dikarenakan tempat yang digunakan untuk tanaman tumbuh sangat terbatas, maka perlu dilakukan pemupukan tambahan sebagai penunjang nutrisi tanaman dalam proses pertumbuhan.
- Perlu perlakuan yang itensif, dikarenakan tanaman ditanam secara vertikal, maka kita perlu melakukan control yang lebih pada jenis – jenis tanaman.
Cara Membuat Media Tanam Vertikultur
Media tanam yang digunakan dalam menanam tanaman secara vertikultur sebenarnya sama saja dengan media tanam menggunakan polybag. Hanya saja, disini kita perlu menambahkan pupuk tambahan, agar tanaman bisa mendapat suplai nutrisi yang cukup.
Logikanya begini… kita ambil contoh vertikultur menggunakan pipa… dengan tempat tumbuh tanaman yang terbatas, dan perebutan nutrisi ditanah juga semakin besar, maka jika tidak kita berikan pupuk tambahan, bisa – bisa tanaman tidak akan tumbuh dengan optimal.
Maka dari itu, dalam menanam tanaman menggunakan sistem vertikultur perlu dilakukan pemupukan susulan..Walaupun untuk beberapa jenis tanaman, menggunakan media tanam organik saja cukup seperti tanaman, bayam, pakcoy, selada, kangkung.
Sedangkan untuk tanaman jenis buah, seperti tomat, strawberry, cabe dsb, perlu dilakukan pemupukan tambahan agar tanaman bisa tumbuh dan menghasilkan buah yang optimal.
Untuk cara membuat media tanam vertikultur, silahkan campurkan media tanah gembur dengan media kompos atau kohe yang telah difermentasi (matang). Perbandingannya 1:1:1 (Tanah 1 : Pupuk Kompos 1: Pupuk Kohe 1).
Untuk anda yang susah menemukan media tanam kohe bisa menggunakan pupuk kompos saja, dan menggunakan perbandingan tanah 1 : pupuk kompos 2.
Sedangkan untuk anda yang sulit untuk menemukan pupuk kompos bisa menggunakan pupuk kohe (pupuk kandang yang telah matang / difermentasi) dengan perbandingan tanah 1 : pupuk kohe 2.
Cara Membuat Vertikultur Sederhana
Setelah sebelumnya mengetahui, mulai dari pengertian verticultur, apa saja kelebihan dan kekurangan vertikultur, bagaimana membuat media tanam vertikultur, sekarang kita akan membahas bagaimana cara membuat sistem vertikultur sederhana.
Untuk vertikultur sederhana ini, penggunaan media tanamnnya menggunakan media tanah, bukan seperti vertikultur hidroponik, dimana media tanamnya menggunakan media air.
- Siapkan botol bekas yang sudah tidak terpakai.
- Potong bagian sisi botol untuk meletakan tanaman nantinya.
- Buat gantungan untuk menggantungkan botol ke tembok.
- Masukan media tanam tanah ke dalam botol dan masukan juga benih tanaman yang anda sukai ke dalam botol.
- Tunggu hingga tanaman besar.
Nah untuk cara membuat vertikultur menggunakan pipa paralon, diartikel selanjutnya akan saya bagikan, bagaimana caranya membuat vertikultur menggunakan pipa atau paralon.. Mudah kok buatnya, engga terlalu sulit juga..
Contohnya seperti dibawah ini.. hanya saja ada perbedaan dari bentuk lubang untuk tanaman tumbuh.
Penutup
Mungkin sekian informasi yang bisa saya berikan, semoga bermanfaat untuk anda yang sedang tertarik mencari informasi mengenai menanam tanaman menggunakan sistem vertikultur, ya paling tidak memberikan gambaran sederhananya…
Sedikit informasi, vertikultur ini juga bisa dijadikan peluang bisnis lho… banyak dari teman – teman yang hobi hidroponik juga mendapatkan pesanan untuk membuat media tanam vertikultur menggunakan pipa dan harganya juga lumayan cukup tinggi.