Jika berbicara mengenai pertanian, banyak sekali pemuda yang enggan untuk terjun ke salah satu bidang ini, tak sedikit mereka menganggap bahwa melakukan pekerjaan di bidang pertanian tidak terlalu menghasilkan profit yang tinggi melainkan hanya mendapatkan capek nya saja.
Padahal dengan luas lahan di indonesia ini yang hampir 75% mempunyai lahan pertanian, patutnya kita sebagai generasi muda bisa membangun negara kita ini dengan lebih baik terutama pada sektor pertanian. Bayangkan beberapa atau hampir rata-rata seseorang yang kuliah di jurusan pertanian malah mengambil pekerjaan di ruang sempit, yang notabene nya tidak sesuai dengan jurusan yang di ambil pada waktu kuliah.
Melihat fenomena tersebut, mimin sendiri cukup syok, prihatin sedikit, walaupun memilih jenis pekerjaan itu ialah hak masing-masing individu, tetapi jika hanya mengejar kepuasan diri sendiri saja tanpa ada dampak terhadap lingkungan menurut mimin kurang pas, terlebih lagi kita mengambil sebuah jurusan Pertanian dalam melanjutkan ke bangku perkuliahan.
Nah pada kesempatan yang baik ini, mimin akan membahas mengenai Permasalah-Permasalah Petani di indonesia. Jadi perlu kalian ketahui, bahwa petani di indonesia itu belum semuanya merasa sejahtra lho… terlebih lagi jika kita berbicara pada luas lahan yang dimiliki petani-petani di indonesia… Tidak semua petani di indonesia memiliki luas lahan yang luas, ada yang hanya mempunyai lahan 1/4, setengah hektar, 1 hektar dan lain-lain..
Pertanian di indonesia di tahun 2020 ini, jika dilihat dari penggunaan teknologinya masih sama dengan jenis penggunaan teknologi tahun-tahun sebelumnya, ya masih dapat dikatakan pertanian di indonesia ini sebagian besar menggunakan sistem pertanian konvensional, dimana sistem pertanian konvensional ini menggunakan alat-alat berat dan tenaga manusia untuk melakukan pengolahan lahannya. Hanya sedikit yang sudah mulai menggunakan alat – alat modern pada sistem pertanian di tahun 2020 ini.
Melihat perkembangan teknologi di sektor pertanian yang progresnya tidak terlalu besar, membuat muncul permasalah-permasalahan di sektor pertanian di indonesia. Walaupun sudah ada bantuan dari pemerintah yang ditujukan kepada kelompok petani ataupun gapoktan di berbagai daerah di indonesia, tetap saja permasalah-permasalah tersebut muncul terus menerus, entah karena kebijakan pemerintah di sektor pertanian yang tidak bisa diterima atau di terapkan langsung oleh petani, atau harga komoditas yang terus menurun.. ayo kita bahas satu persatu..
Permasalahan Harga Komoditas
Pada dasar nya petani tertarik menanam sebuah komoditas karena harga komoditas tersebut mempunyai harga tinggi di saat – saat tertentu, ingat saat – saat tertentu. Contohnya di suatu daerah ada sekitar 100 petani yang masing-masing memiliki kepimilikan lahan seluas 1 sampai 5 hektar, petani di daerah tersebut hampir semuanya menanam komoditas padi… Pada saat mereka menanam padi dilakukan secara serempak, jadi 1- 100 petani ini hampir 96% nya menanam komoditas padi pada waktu yang bersamaan, otomatis nantinya pada saat memasuki masa panen juga akan bersamaan.
Pada teori ekonomu dijelaskan bahwa dengan tersedianya jumlah barang di pasaran, maka akan mempengaruhi harga dari komoditas tersebut. Terbukti saat panen raya padi, harga pasaran padi akan menurun, karena banyak sekali stock padi yang tersedia saat panen bersamaan tersebut belum lagi hasi;l penen yang dari luar daerah, cara yang biasanya dilakukan petani untuk mengatasi permasalah ini ialah dengan menyimpan di gudang padi kering yang ia miliki untuk nantinya dikeluarkan saat harga sudah tinggi.
Ada salah satu cara agar pendapatan petani bisa meningkat, yakni dengan cara melawan arus…. maksudnya gini, jika di suatu daerah tersebut komoditas utama yang ditanam ialah komoditas padi, kita harus berani berbeda untuk menanam komoditas di lahan kita, contoh kita menanam komoditas melon emas atau golden melon, dengan kita berbeda komoditas yang kita tanam membuat harga komoditas kita menjadi lebih unggul dibandingkan komoditas besar di daeraj tersebut, walaupun semua itu tidak terlepas dari kebutuhan pasar.
Tentunya suatu pola lawan larus ini harus didukung pula dengan pelatihan-pelatihan yang diberikan pemerintah untuk petani di indonesia agar berbeda-beda komoditas unggul di suatu daerah..