Ruang Lingkup Agribisnis
Dalam lingkup yang luas dapat didefinisikan bahwa kegiatan agribisnis di dalamnya mempelajari bisnis dalam bidang pertanian khususnya dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki, penyediaan bahan baku, kegiatan pasca panen, proses pengolahan hingga nantinya sampai pada tahap akhir yaitu tahap pemasaran. Untuk mempermudah pegelompokan kegiatan – kegiatan yang ada pada kegiatan agribisnis, maka definisi agribisnis dapat diturunkan tetapi tetap mencakup inti dari kegiatan – kegiatan yang ada, atau dinamakan ruang lingkup agribisnis. Ruang lingkup agribisnis terdapat tiga (3) jenis kegiatan pertanian yang dimulai dengan kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi n pertanian yang dimulai dengan pengadaan penyaluran sarana produksi (the manufacture and distribution of farm supplies), kemudian produksi usaha tani (Production on the farm) dan yang terkahir yaitu kegiatan pemasaran hasil olahan produk pertanian (marketing). Jika ketiga kegiatan tersebut telah berjalan dalam lingkup pertanian, maka sudah dapat disebut dengan kegiatan agribisnis.
Jika salah satu kegiatan terdapat gangguan ataupun masalah maka akan mempengaruhi kegiatan yang lainnya, maka dari itu kegiatan dalam ruang lingkup agribsinis mempunyai hubungan yang erat satu sama lain, seperti contoh pada kegiatan produksi usaha tani berjalan dengan lancar tanpa ada kendalaa apapun, kemudian masuk kedalam tahap kegiatan pemasaran (marketing) terdapat kendala seperti kecelakaan dll, maka pastinya kegiatan bisnis akan terganggu akibat salah satu kegiatan tidak dapat berjalan dengan optimal. Maka dari itu dalam perencanaan agribisnis perlu direncanakan dengan matang agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.
Selanjutnya karena dalam topik agribisnis di jelaskan sebagai satu sistem yang terdiri dari 3 subsistem (3 kegiatan), ada satu subsistem lagi yang menjadi bagian penting dalam kegiatan agirbisnis, subsistem tersebut ialah subsistem lembaga penunjang.
Konsep Sub-Sistem Agribisnis
Dapat dikatakan bahwa konsep agribisnis merupakan kegiatan yang berfokus pada aktifitas pengadaan barang dan penyaluran barang (input) sampai nantinya memasuki aktifitas tahap akhir, yaitu pemasaran produk hasil pertanian yang telah dihasilkan. Demikian dari itu konsep agribisnis merupakan sistem yang terdiri dari beberapa susbsistem diantaranya :
- Pada subsistem agribisnis ataupun agroindustri hulu meliputi kegiatan-kegiatan seperti penyediaan bibit pertanian, penyediaan benih, penyediaan alat – alat pertanian, lembaga kredit, obat -obatan pertanian peralatan produksi dalam pertanian dan masih banyak lagi, intinya semua hal yang menjadi awal dari kegiatan pertanian berlangsung. Pelakupelaku kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah perorangan, perusahaan swasta, pemerintah, koperasi. Betapa pentingnya subsistem ini mengingat perlunya keterpaduan dari berbagai unsur itu guna mewujudkan sukses agribisnis. Industri yang meyediakan sarana produksi pertanian disebut juga sebagai agroindustri hulu (upstream).
- B. Subsistem budidaya / usahatani Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil perkebunan, buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan dan ikan. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini adalah produsen yang terdiri dari petani, peternak, pengusaha tambak, pengusaha tanaman hias dan lain-lain.
- C. Subsistem Agribisnis/agroindustri Hilir meliputi Pengolahan dan Pemasaran (Tata niaga) produk pertanian dan olahannya Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan produk usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian dari produk yang dihasilkan dari usaha tani didistribusikan langsung ke konsumen didalam atau di luar negeri. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini ialah pengumpul produk, pengolah, pedagang, penyalur ke konsumen, pengalengan dan lain-lain. Industri yang mengolah produk usahatani disebut agroindustri hilir (downstream). Peranannya amat penting bila ditempatkan di pedesaan karena dapat menjadi motor penggerak roda perekonomian di pedesaan, dengan cara menyerap/mencipakan lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
- D. Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (kelembagaan) Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (kelembagaan) atau supporting institution adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi untuk mendukung dan melayani serta mengembangkan kegiatan sub-sistem hulu, sub-sistem usaha tani, dan sub-sistem hilir. Lembaga-lembaga yang terkait dalam kegiatan ini adalah penyuluh, konsultan, keuangan, dan penelitian. Lembaga penyuluhan dan konsultan memberikan layanan informasi yang dibutuhkan oleh petani dan pembinaan teknik produksi, budidaya pertanian, dan manajemen pertanian. Untuk lembaga keuangan seperti perbankan, model ventura, dan asuransi yang memberikan layanan keuangan berupa pinjaman dan penanggungan risiko usaha (khusus asuransi). Sedangkan lembaga penelitian baik yang dilakukan oleh balai-balai penelitian atau perguruan tinggi memberikan layanan informasi teknologi produksi, budidaya, atau teknik manajemen mutakhir hasil penelitian dan pengembangan.
Berdasarkan pandangan bahwa agribisnis sebagai suatu sistem dapat terlihat dengan jelas bahwa subsistem-subsistem tersebut tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling terkait satu dengan yang lain. Subsistem agribisnis hulu membutuhkan umpan balik dari subsistem usaha tani agar dapat memproduksi sarana produksi yang sesuai dengan kebutuhan budidaya pertanian.
Sebaliknya, keberhasilan pelaksanaan operasi subsistem usaha tani bergantung pada sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem agribisnis hilir. Selanjutnya, proses produksi agribisnis hilir bergantung pada pasokan komoditas primer yang dihasilkan oleh subsistem usahatani. Subsistem jasa layanan pendukung, seperti telah dikemukakan, keberadaannya tergantung pada keberhasilan ketiga subsistem lainnya.
Jika subsistem usahatani atau agribisnis hilir mengalami kegagalan, sementara sebagian modalnya merupakan pinjaman maka lembaga keuangan dan asuransi juga akan mengalami kerugian. Dalam hal pengelolaan sub sistem agribisnis diatas memerlukan penanganan / manajerial. Maka ada sub khusus yang membahas hal ini, yaitu sub manajemen agribisnis antara lain dapat dinyatakan sebagaimana berikut :
- Keanekaragaman jenis bisnis yang sangat besar pada sektor agribisnis yaitu dari para produsen dasar sampai para pengirim, perantara, pedagang borongan, pemproses, pengepak, pembuat barang, usaha pergudangan, pengangkutan, lembaga keuangan, pengecer, kongsi bahan pangan, restoran dan lainnya.
- Besarnya jumlah agribisnis, secara kasar berjuta-juta bisnis yang berbeda telah lazim menangani aliran dari produsen sampai ke pengecer.
- Cara pembentukan agribisnis dasar di sekeliling pengusaha tani. Para pengusaha tani ini menghasilkan beratus-ratus macam bahan pangan dan sandang (serat).
- Keanekaragaman yang tidak menentu dalam hal ukuran agribisnis, dari perusahaan raksasa sampai pada organisasi yang di kelola oleh satu orang .
- Agribisnis yang berukuran kecil dan harus bersaing di pasar yang relative bebas dengan penjual yang berjumlah banyak dan pembeli yang lebih sedikit.
- Falsafah hidup tradisional yang dianut oleh para pekerja agribisnis cenderung membuat agribisnis lebih berpandangan konservatif dibanding bisnis lainnya.
- Kenyataan bahwa agribisnis cenderung berorientasi pada masyarakat, banyak di antaranya terdapat dikota kecil dan pedesaan, dimana hubungan antar perorangan penting dan ikatan bersifat jangka panjang.
- Kenyataan bahwa agribisnis yang sudah menjadi industri raksasa sekali pun sangat bersifat musiman.
- Agribisnis bertalian dengan gejala alam.
- Dampak dari program dan kebijakan pemerintah mengena langsung pada agribisnis. Misalnya harga gabah sangat dipengaruhi oleh peraturan pemerintah
Artikelnya Bermanfaat Bagi saya dan sangat Bermanfaat , KOMEN PERTAMAAXXX Jangan Lupa dan Jangan Lupa Untuk Berkunjung Ke Situs Kita yah jasa ekspedisi surabaya makassar