Hidroponik, ya salah satu teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, melainkan menggunakan media air yang telah diberi nutrisi untuk kebutuhan hidup tanaman yang dibudidayakan. Bagi sebagian orang menanam tanaman hidroponik khususnya jenis sayur, tergolong sangat mudah, terlebih lagi jika saat kita membudidayakan tamanan hidroponik kita, cuaca sangat mendukung untuk pertumbuhan tanaman, maka kualitas tanaman pun akan lebih baik dan memiliki nilai / value lebih dibandingan tanaman jenis sayur yang lainnya.
Bincang Hidroponik
Ngomong – ngomong soal tanaman hidroponik khususnya jenis sayur, dibeberapa grup facebook dan whatsapp banyak mengeluhkan masih sulitnya pemasaran hasil sayuran hidroponik, keluhan – keluhan tersebut sering kali disampaikan para hidroponik pemula yang belum mengetahui bagaimana teknik cara pemasaran sayur hidroponik, sudah berani membuat instalasi yang cukup besar, alhasil saat panen mau dikemanakan sayuran hasil produksi tersebut.?
Terlebih lagi jika kita hidup didesa, dimana pandangan masyarakat akan perbedaan nilai / value tentang sayuran hidroponik disama ratakan dengan sayuran pertanian konvensional yang memang benar – benar berbeda, mulai dari segi teknik penanamannya, kualitas hasil tanaman, kebersihan, penggunaan bahan kimia seperti pestisida kimia yang rendah bahkan tidak sama sekali, dari sini sudah dapat garis bahwa sayuran yang dibudidayakan menggunakan sistem hidroponik jelas berbeda dengan sayuran yang dibudidayakan secara konvensional.
Tetapi memang, jika kita didesa ya begitu, banyak orang yang belum paham akan perbedaan sayuran konvensional dan sayuran yang dibudidayakan menggunakan sistem hidroponik akhirnya dari segi harga pun disamakan dengan sayuran konvensional, disini yang membuat para hidroponik pemula terkadang lesu jika hasil produksinya disamakan dengan harga sayuran konvensional.
Kemudian ada salah satu problem lagi yang pernah saya alami saat saya memasarkan hasil produksi hidroponik saya, karena saya tinggal didesa maka banyak orang yang belum familiar akan jenis tanaman yang saya tanam, contohnya saja selada, saat saya menanam tanaman selada, yang tau cara mengkonsumsi selada ini hanya beberapa orang saja didesa saya dan ada suatu ketika tetangga yang mengunjungi rumah saya untuk bertamu, kemudian saat ia akan pulang, saya berniat untuk memberikan beberapa ikat selada yang saya tanam menggunakan sistem hidroponik, saat saya tawari dan saya jelaskan bahwa selada ini dapat dikonsumsi untuk lalapan, ternyata tetangga saya tersebut tidak mau, dikarenakan belum tahu apa itu selada dan bagaimana cara mengkonsumsinya haha..
Tetapi dari pengalaman saya belajar bahwa memasarkan suatu produk itu tidak main – main, kita harus mengetahui target pasar kita, produk kita akan ditujukan kesiapa nantinya, siapa segmentnya, bagaimana kondisi ekonomi didaerah sekitar saya, dari pengalaman – pengalaman sebelumnya, saya mulai menyadari bahwa melakukan sebuah riset permintaan kebutuhan pasar sangat penting untuk pertumbuhan usaha yang akan kita jalani nantinya.
Membagikan hasil hidroponik ke tetangga untuk tujuan memperkenalkan
Akhirnya setelah panen pertama saya bagikan ke tetangga – tetangga, dan setelah itu tetangga disekitar saya sudah mulai familiar dengan sayuran hidroponik, dibeberapa waktu mereka mengunjungi rumah saya dan berniat untuk membeli sayuran hidroponik saya. Disini saya merasa cukup senang walaupun belum banyak yang membeli sayuran hidroponik saya.
Selang beberapa bulan setelah masa tanam ketiga, saya mulai mencari partner untuk disalurkan hasil produksi tanaman hidroponik saya, saat itu saya sudah memiliki beberapa target yang akan saya jadikan partner untuk pemasaran sayur saya, yang pertama ialah mas – mas yang berjualan kebab, kemudian rumah makan, dan pegawai – pegawai instansi pemerintah (guru) disekitar kompleks perumahan saya, akhirnya ada juga yang mau menerima sayuran hidroponik saya (mas – mas kebab dan pegawai pemerintahan) walaupun harga dari sayuran hidroponik saya hanya sedikit perbedaannya dengan sayuran konvensional, tetapi secara keseluruhan tetap masih untung dan mereka mau jika nanti sudah panen dikabari saja..
Dari sini kita dapat belajar bahwa, kegiatan pemasaran sayuran hidroponik tidak semudah yang dibayangkan, perlu keterampilan ekstra dan pemikiran yang matang agar produk kita laku dipasaran, mungkin sekian beberapa pengalaman yang dapat saya berikan dalam memasarkan sayuran hidroponik, yang terpenting kita harus tetap mempunyai nilai lebih agar ada pembeda antara yang biasa dan luar biasa.. terimakasih.