Teknik dan sistem pertanian saat ini mengalami perubahan yang cukup mengagumkan, pasalnya sekarang ini sistem pertanian sudah banyak yang mulai menggunakan sistem pertanian hidroponik, khususnya di daerah yang lahan pertaniannya lebih sempit atau terbatas. Sitem hidroponik memiliki keunggulan di Bandingkan Sistem Pertanian Biasa, mungkin banyak yang bertanya apa saja keunggulan cara tanam dengan sistem hidroponik .?
Sebelum mengetahui Keunggulan Sistem Hidroponik di Bandingkan Sistem Pertanian Biasa, kita bahas dahulu mengenai pengertian dari sistem hidroponik dan macam-macam sistem hidroponik yang paling sering digunakan di indonesia.
Apa itu sistem hidroponik.? Pengertian sistem hidroponik
Sitem hidroponik merupakan teknik pertanian yang dalam praktiknya tidak menggunakan media tanah, melainkan menggunakan media non tanah seperti media air, rockwoll dll serta dalam prosesnya sistem hidroponik ini lebih menekankan pada penggunaan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman yang di budidayakan. Dengan penggunaan media selain tanah, diharapkan sistem hidroponik ini mempunyai keunggulan yang tidak dimiliki pada pertanian konvensional.
Macam – macam Sistem hidroponik yang paling sering digunakan di indonesia
Di indonesia sendiri ada beberapa jenis sistem hidroponik yang digunakan oleh para petani modern dalam membudidayakan / menanam sayuran, buah-buahan. Masing-masing system hidroponik memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing, tergantung dengan fungsi, skala, jenis dan jenis tanaman yang akan di budidayakan. Berikut beberapa jenis system hidroponik yang paling banyak di gunakan di indonesia.
1. DFT Sistem atau (Deep Flow Technique)
Sistem DFT (Deep Flow Technique) adalah salah satu teknik hidroponik yang memiliki keuntungan dibandingkan teknik hidroponik lainnya. Metode sistem ini merendam akar tanaman ke larutan nutrisi.
Sistem hidroponik ini memiliki beberapa keuntungan apabila pompa aerasi tidak menyala maka terdapat cadangan aliran nutrisi yang disediakan ke akar tanaman.
Menurut Susila (2015) Ketersediaan oksigen yang berkurang pada akar tanaman akan mempengaruhi proses penyerapan air dan mineral hara. Oleh sebab itu, teknik DFT mampu menyediakan air dan oksigen bagi tanaman sehingga tanaman terhindar dari kelayuan dan stres.
NFT Sistem atau Nutrient Film Technique
Sistem NFT (Nutrient Film Technique), air dialirkan ke deretan akar tanaman secara dangkal. Akar tanaman berada dilapisan dangkal yang mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Perakaran dapat berkembang didalam nutrisi dan sebagian lainnya berkembang diatas permukaan larutan. Aliran air pada system hidroponik NFT sangat dangkal, jadi bagian atas perakaran berkembang diatas air yang meskipun lembab tetap berada diudara.
Sistem Rakit Apung
Teknik hidroponik sistem terapung atau biasa juga disebut hidroponik rakit apung (Floating raft) adalah teknik hidroponik yang ditempatkan pada styrofoam yang diapungkan pada sebuah kolam besar yang berisi larutan nutrisi (Hussain et al. 2014, Silva et al. 2015).
Teknologi hidroponik sistem terapung adalah salah satu sistem budi daya tanaman secara hidroponik yang dikembangkan dari water culture. Menurut Susila (2015), Rakit apung merupakan metode penanaman yang memanfaatkan kolam berukuran besar dengan volume larutan hara yang besar pula, sehingga dapat menekan fluktuasi konsentrasi larutan hara.
Pada system hidroponik rakit apung memiliki satu kekurangan yang memang harus diperhatikan dalam membudidayakan tanaman, ketersediaan oksigen dalam sistem rakit apung sangatlah kecil, karena pada dasarnya akar tanaman akan mengeluarkan karbondioksida untuk proses respirasi yang akan terkumpul di dalam air. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat diberikan suplai oksigen menggunakan alat-alat hidroponik.
Sistem wick
Sistem Wick adalah metode hidroponik yang menggunakan perantara sumbu antara nutrisi dan media tanam. Cara ini mirip dengan mekanisme kompor, dimana sumbu berfungsi untuk menyerap air. Sumbu yang dipilih adalah yang mempunyai daya kapilaritas tinggi dan tidak cepat lapuk. Sumbu yang biasa digunakan dalam sistem wick adalah kain flanel karena dapat menyerap nutrisi.
Menurut Ferdiansyah dan Aspani (2015) Sistem hidroponik ini adalah yang paling sederhana yang aplikasinya dapat menggunakan botol plastik bekas, kaleng cat bekas, atau styrofoam box bekas sebagai wadah media tanam.
Apa saja media yang dapat digunakan dalam sistem hidroponik.?
Media mempunyai fungsi untuk tempat tanaman tumbuh dan mempertahankan ketegakan tanaman tersebut. Dalam hidroponik, digunakan media tumbuh non tanah sebagai pengganti tanah. Akar tanaman hidroponik tidak bekerja sekeras yang tumbuh di tanah karena kebutuhannya mudah dipenuhi oleh larutan nutrisi yang kita berikan.
Karakterisitik media tumbuh non tanah yang baik untuk digunakan dalam sistem hidroponik adalah sebagai berikut :
- Kapasitas untuk menahan air
- memiliki aerasi dan drainase yang baik
- bebas dari bahan berbahaya atau beracun
- Mampu mendukung untuk pertumbuhan tanaman
- bebas dari penyakit
- bebas dari benih gulma
- memiliki karakteristik proses dekomposisi lambat
Jenis – jenis media Hidroponik :
1. perlit
Perlit merupakan media yang berasal dari batuan volkanik gunung berapi, batu ini jika dipanaskan dengan suhu panas yang sesuai akan dapat membesar / mengembang. Perli cocok untuk digunakan sebagai media dalam sistem hidroponik karena mempunyai sifat menyerap air yang cukup tinggi
2. rockwool
Rockwool merupakan media tanam bersifat ramah lingkungan yang terbuat dari kombinasi batu, seperti dari batuan basalt, batu bara, dan batu kapur yang dipanaskan pada suhu 1.600 derajat C hingga meleleh menyerupai lava yang kemudian berubah bentuk menjadi serat-serat. Setelah dingin, kumpulan serat tersebut dipotong menyesuaikan dengan kebutuhan.
Hal yang membuat rockwool menjadi primadona media tanam hidroponik adalah kemampuannya untuk mengikat akar dan menyerap nutrisi yang diberikan bersama air. Air dan udara bisa disimpan dengan komposisi yang baik pula. Rockwool juga bisa digunakan sejak masa penyemaian benih hingga proses pembesaran.
3. clay granular (hidroton)
Clay granular atau hidroton dianggap sebagai media tanam yang praktis dan mudah diimplementasikan karena mempunyai bentuk berupa bulatan-bulatan lempung berukuran kecil seperti kelereng. Clay Granular (hidroton) sebagai media tanam mempunyai banyak kelebihan untuk membudidaya tanaman secara hidroponik seperti kemampuannya menyimpan kandungan air dengan baik, pH netral, stabil, serta memiliki aerasi yang terbilang sempurna
4. sand
Pasir digunakan sebagai media tumbuh tanaman hidroponik sangat bagus, karena pasir mampu menyerap air dengan sangat baik serta dapat memperkuat perakaran tanaman yang tumbuh dalam media pasir. Kekurangan media pasir ialah gampang seklai terkena erosi udara / angin jika pasir dalam keadaan kering.
5. batu apung
Batu apung digunakan dalam media hidroponik karena struktur dari batu apung sendiri yang ringan dan tidak gampang rusak. Kandungan dari batu apung sendiri juga mempunyai mineral yang bermanfaat bagi perakaran tanaman.
6. Selain media tumbuh yang disebutkan diatas ada beberapa media tumbuh lainnya yakni Batu Bata, arang sekam, Sphganum Moss dan cocopeat.
Keunggulan sistem hidroponik dibandingkan sistem pertanian biasa
1. Sayuran atau buah yang dihasilkan lebih bersih
Dalam membudidayakan tanaman menggunakan sistem hidroponik akan menghasilkan tanaman atau buah yang bersih dari kotoran seperti tanah dll. Jika sistem pertanian konvensional saat hujan turun atau musim kering bagian tubuh tanaman dapat terciprat tanah akibat hujan, dan jika saat kering bagian tubuh tanaman akan terkena debu dari tanah yang kering tersebut.
Maka dari itu pada penggunaan sistem hidoponik kondisi-kondisi yang ada di pertanian konvensional dapat di atasi dengan menerapkan lingkungan yang bersih dan terhindar dari segala macam kotoran.
2. Tidak menggunakan Pestisida kimia dalam prosesnya
Jika dalam pertanian konvensional umumnya tanaman akan mengalami yang namanya terserang hama, dan akan diatasi menggunakan pestisida kimia, dalam penggunaan sistem hidroponik lingkungan tumbuh tanaman atau buah dibuat serius mungkin untuk menhindari adanya hama atau serangga masuk kedalam ruangan sistem hidroponik, maka dari itu penggunaan pestisida kimia dalam mengontrol serangan hama tidak ada dalam siste hidroponik.
3. Nilai jual yang tinggi (Agribisnis)
Sayuran dan buah yang bersih, higienis serta sesuai dengan permintaan konsumen akan membuat sayuran atau buah yang di tanam menggunakan sistem hidroponik mempunyai nilai jual yang tinggi, karena dalam proses awal hingga sampai ke tangan konsumen dilakukan dengan serius, seperti penanaman, perawatan, pemanenan, pasca panen, grading, sorting, packing dll.
4. Pertumbuhan dan penggunaan nutrisi tanaman dapat dikontrol
Pertumbuhan tanaman pada sistem hidroponik dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan, seperti contoh ingin buah strawberry yang warnanya cerah merekah maka harus di tambahkan nutrisi yang merangsang pertumbuhan warna di buah strawberry.
Penggunaan nutrisi dapat dikontrol dimaksudkan, nutrisi yang diberikan pada tanaman menggunakan sistem hidroponik dapat disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi pada masing-masing jenis tanaman, maka dari itu tidak ada yang namanya buang-buang nutrisi
5. Hemat dalam penggunaan biaya – Hanya investasi di awal
Dalam prosesnya pembuatan sistem hidroponik ini hanya mahal di awal, untuk kedepannya menguntungkan. Karena saat awal pembangunan dan perancangan sistem hidroponik ini membutuhkan biaya yang cukup besar, tetapi dalam jangka 5 – 6 tahun akan menguntungkan jika bisnis ini di lakukan dengan serius.
6. Tidak membutuhkan lahan yang luas
Sistem pertanian hidroponik tidak membutuhkan lahan yang luas seperti pertanian konvensional, karena sistem hidroponik ini dapat dibuat bertingkat untuk lebih memaksimalkan penggunaan ruangan kosong, jika mempunyai areal kosong diatas rumah, dapat digunakan sebagai lahan pertanian hidroponik, cukup rancang sesuai dengan luas dan biaya yang dimiliki.
Jadi itulah Keunggulan Sistem Hidroponik di Bandingkan Sistem Pertanian Biasa (Agribisnis), semoga tulisan ini bermanfaat bagi kamu yang ingin membuat pertanian modern menggunakan sistem hidroponik. Keunggulan yang dimiliki sistem hidroponik tidak selalu menguntungkan tergantung bagaimana orang tersebut mengelola sistem hidroponik tersebut.
Referensi :
Susila, A. D. 2015. Teknologi hidroponik sistem terapung. J. Sirkuler.(5): 1-5.
Sunarjono, H. 2014. Bertanam 36 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta. 204 hlm.
mantap kak artikelnya, bisa bantu nyelesaikan tugas kuliah aku hehe
hehe siap kak