Pengenalan jamur Shitake
Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil (zat hijau daun) maka dari itu jamur diklasifikasikan kedalam organisme heterotrof atau dapat diartikan sebagai organisme yang tidak dapat mensinstesis / membuat makananya sendiri, lalu bagaimana jamur dalam mempertahankan hidupnya.? Jamur menyerap bahan organik pada organisme yang telah mati atau membusuk seperi kayu yang sudah lapuk untuk mendapatkan nutrisi yang nantinya digunakan dalam proses metabolisme.
Tahukan kamu? di dunia ini ada banyak sekali jenis jamur yang tersebar mulai dari daerah yang beriklim tropis hingga daerah yang mempunyai iklim sub tropis, menurut penelitian jumlah jamur di dunia sebanyak 1,5 juta jenis dan total yang sudah teridentifikasi sebanyak 69.000 pada tahun 1966, sedangkan menurut data terbaru yang di bersumber dari ensiklopedia online Britannica (www.britannica.com) sebanyak 144.000 spesies jamur telah diketahui.
Dengan banyaknya jenis – jenis jamur yang ada di dunia ini, jamur dibedakan menjadi 2 tipe atau dua jenis yaitu jamur yang dikonsumsi (edible mushroom) dan jamur yang tidak bisa dikonsumsi / beracun (inedible mushroom). Salah satu jenis jamur yang dapat dikonsumsi ialah jamur Shiitake, jamur shiitake merupakan jamur yang dikategorikan sebagai jamur yang aman dikonsumsi (edible mushroom), dinamakan jamur shiitake karena secara harafiah mempunyai arti jamur yang tumbuh dari batang pohon shii karena batang pohonnya yang sudah lapuk merupakan tempat tumbuh jamur shitake.
Jamur shiitake berasal dari asia timur (jepang), Jamur shiitake mempunyai ciri – ciri bentuk batang jamur yang melengkung, payung terbuka lebar tetapi tidak seperti jamur kuping, memiliki warna coklat tua dengan bulu-bulu halus di bagian atas permukaan tudung, tudung terdiri atas bilah-bilah atau lamella yang pada permukaan bawahnya terdapat spora dan dibagian bawah payung jamur shiitake berwarna putih.
Menurut Kementan (2002) Jamur shiitake ini mempunyai segudang manfaat bagi tubuh lho, pada jamur shiitkae memiliki enzim yang dapat menghasilkan asam amino. Asam amino yang dihasilkan oleh jamur shiitake ini dapat menurunkan hipertensi, mengurangi kolesterol dan memperbaiki sirkulasi darah. Sedangkan sporashiitake mampu meredakan efek serangan virus influenza dan menghambat pertum-buhan kanker. Selain itu shiitake juga mengandung vitamin B1, B12 dan D12, sedangkan lendir pada jamur kuping dipercaya dapat menetralkan kolesterol dalam darah.
Media tanam jamur Shiitake
Jamur shiitake dalam lingkungan aslinya hanya tumbuh pada batang pohon shii yang sudah lapuk, sedangkan semakin majunya ilmu pengetahuan, banyak media – media tumbuh jamur yang di coba pada jamur shiitake ini. Untuk media jamur shiitake di indonesia menurut (rumahjamurindonesia) diutamakan menggunakan serbuk gergajian dari jenis kayu keras seperti Jati atau bisa juga berupa campuran serbuk gergajian jati dan albasiah dengan komposisi serbuk gergaji sebanyak 50:50.
Note : Dalam penggunaan media tumbuh jamur shiitake jangan menggunakan serbuk kayu albasiah 100% karena jenis kayunya yang mudah lapuk sehingga tidak memungkinkan untuk bertahan lebih dari 5 bulan, maka dari itu jika menggunakan serbuk kayu albasiah usahakan menambah bahan campuran seperti serbuk gergajian kayu jati dll yang mempunyai struktur kayu cukup keras
Formulasi media tanam substrat di indonesia sendiri menurut (rumahjamurindonesia) berupa bahan – bahan dan jumlahnya :
- Serbuk gergajian kayu bisa menggunakan kayu jati atau kayu albasiah atau juga bisa menggunakan campuran kayu jati 50% dan kayu albasiah 50% : 100 Kg
- Dedak : 10 Kg
- Kapur dolomit : 3 Kg
- Pupuk Za : 0.5 Kg
- Kadar Air : 65%
Proses pembibitan jamur Shitake
Menurut Subowo. YB dan HJD Latupapua (2008), pembuatan bibit jamur shiitake menggunakan biakan murni jamur shiitake yang telah ditumbuhkan menjadi massa miselia sebagai bahan untuk bibit jamur (starter). Media bibit F1 yang dipersiapkan terdiri atas biji sorgum 98%, kapur 1% dan gips 1%. Biji sorgum direbus terlebih dahulu kemudian tiga macam bahan tersebut dicampur secara merata. Bahan campuran ini dimasukkan ke botol-botol kaca, dan selanjutnya disterilkan dalam otoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit pada tekanan 2 atm.
Setelah itu, didinginkan kemudian diinokulasi dengan biakan murni jamur shiitake dan diperam pada suhu kamar. Bibit siap untuk ditanam bila massa miselia jamur telah tumbuh mencapai maksimum yang diperlihatkan seperti lapisan kapas putih menutupi seluruh permukaan media.
Teknik budidaya jamur Shitake
Pembuatan Kumbung Jamur Shiitake
Pembuatan Rumah Jamur (Kumbung) Ukuran kumbung disesuaikan dengan kebutuhan yaitu dengan mempertimbangkan jumlah log/substrat tanam yang akan dibudidyakan. Untuk memelihara sekitar 500-1000 buah log/substrat tanam, diperlukan bangunan ukuran (panjang x lebar x tinggi) 6 mx4m x 4 m. Bangunan kumbung dapat dibuat dari kayu atau bambu, dengan lantai batamerah/batako, atap genting.
Untuk dinding pada pembuatan rumah jamur shiitake dapat menggunakan dua lembaran plastik jaring (kain kasa) ber-ukuran kecil dan berwarna gelap. Untuk lingkungan tumbuh jamur yang dikehendaki oleh jamur shiitake ialah 16-22° C atau pada suhur tsb ialah suhu keadaan rumah, dengan kelembaban 80-90%. Suhu dan kelembaban dijaga sebaik mungkin agar jamur shiitake dapat tumbuh dengan maksimal.
Proses Pembuatan Media Tumbuh Jamur Shiitake
Menurut Kementan (2002) dalam pembuatan media Jamur shiitake menggunakan Serbuk kayu gergaji sebanyak 85 kg. Kayu yang di gunakan berasal dari kayu keras (jati, karet atau dicampur dengan albasia) kemudian serbuk kayu tadi direndam selama 12 jam. Setelah dilakukan perendaman serbuk kayu di tiriskan sampai tidak ada airnya menggunakan saringan kawat atau bisa menggunakan ayakan besar. Tambahkan bahan – bahan lainnya seperti bekatul/polar-pakan ayam DOC sebanyak 7,5 kg, menir/broken rice 4 kg, kapur (CaCo3) 1,5 kg, gypsum (CaSO4) 2 kg dan air bersih kemudian aduk merata hingga kadar air substrat mencapai 65% dan pH 7.
Setelah itu Subtrat dimasukkan dalam baglog polipropilen, dipadatkan, dan diberi lubang pada bagian tengah kemudian diberi cincin dari paralon dan ditutup dengan kapas atau kertasminyak. Langkah selanjutnya Media tersebut disterilisasi atau dipasteurisasi dengan cara disimpan dalam kamar uap atau dalam drum dengan suhu media di dalam drum atau alat sterilisasi sebesar 95° C selama 8 jam, langkah – langkah dalam pembuatan media tumbuh jamur dilakukan pada hari yang sama (satu hari). Setelah baglog dilakukan proses sterilisasi, keluarkan baglog dari mesin sterilisasi atau pasteurisasi dan biarkan suhu baglog turun sampai suhu kamar.
Tahap Inokulasi
Memasuki tahap inokulasi, inokulasi substrat dilakukan dengan spawn. Inokulasi dilakukan dalam laminar. Jumlah bibit yang digunakan 10-15 g/kg / media. Baglog yang telah diinokulasi dengan spawn kemudian diinkubasi dalam rumah jamur/kumbung. Ruang inkubasi dijaga agar tetap kering dan bersih, pada suhu22-27° C tanpa cahaya, RH 95-100%, CO, >10.000 ppm, 0, 0-1 jam (kapasitas ter-pasang) (Kementan., 2002).
Tahap Inkubasi
Menurut kementan (2002) Pada tahap inkubasi, ruang inkubasi jamur shiitake dijaga agar tetap kering dan bersih, pada suhu 22-27° C tanpa adanya cahaya, RH 95-100%, CO, >10.000 ppm, 0, 0-1 jam (kapasitas ter-pasang). Inkubasi umumnya berlangsung 8-12 minggu selanjutnya setelah 7-15 hari baglog dibuka/dipotong bagian atasnya, dan cincin serta sumbat / penutup kapas dibuka. Cara membuka baglog berbeda-beda, yaitu dengan dibuka lebar bertahap mengikuti terjadinya browning atau dibuka sekaligus setelah browning>75%. Setelah tumbuh bakal tubuh buah, dilakukan penyiraman dengan air bersih agar jamur dapat tumbuh. Penyiraman dengan cara pengabutan 3 kali sehari dengan air secukupnya.
Panen Jamur Shitake
Pemanenan jamur shiitake dilakukan setelah tudung membuka sekitar 60-70%. Pada fase ini kondisi tudung sudah menampakkan lamella pada bagian bawah tetapi pinggiran masih sedikit menggulung. Menurut rial aditya pada cv rumajamur.com, dalam pemanenan kalau lewat dari itu (tudung terbuka lebih dari 70%) jamur biasanya sudah terlalu tua dan sudah menghasilkan spora serta kualitas jamur biasanya tidak baik (tekstur, waktu simpan dan aroma). Sedangkan kalau dipanen sebelum itu (tudung belum terbuka sebanyak 60 % – 70 %) maka tidak akan menghasilkan hasil panen yang maksimum (produktivitas rendah) disamping kualitasnya juga tidak baik.
Pasca panen jamur Shitake
Pada tahap akhir yaitu tahap pasca panen jamur shiitake, hasil panen jamur Shiitake dapat dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari atau alat pengering buatan sebelum nantinya akan dipasarkan dalam bentuk jamur kering. Alasan mengapa jamur shiitake dijual atau dipasarkan dalam keadaan kering, karena jamur Shiitake yang kering dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan yang basah. Oleh karena itulah cara pengeringan paling banyak dilakukan.
Untuk menghindari supaya jamur yang sudah kering tidak kembali menyerap uap air dari udara, maka pengemasan lebih baik dilakukan dengan sistem vacuum. Menurut rial aditnya dalam cv rumajamur.com, Jamur yang sudah dikeringkan teksturnya dapat kembali seperti tekstur awal setelah direndam dalam air hangat. Untuk tujuan pasar lokal, jamur dalam bentuk segar juga sering dipasarkan di pasar-pasar swalayan yang dikemas langsung dalam kemasan plastik.
Jadi itu informasi mengenai jamur shiitake mulai dari pengenalan jamur shiitake, tahapan pembibitan, tahapan pembuatan media tumbuh jamur, lingkungan yang sesuai, panen dan pasca panen. Jamur shiitake ini belum banyak di budidayakan di indoensia, melihal hal itu mebudidayakan jamur shiitake merupakan peluang bisnis yang cukup menggiurkan dimana harga jamur shiitkae dapat mencapai 90.000/ kg. Untuk anda yang ingin mencoba membudidayakan jamur shiitake ini sendiri jangan lupa untuk memperhatikan lingkungan tumbuh yang dikehendaki oleh jamur shiitake sendiri agar jamur dapat tumbuh lebih maksimal.
Sedikit informasi jika di jepang banyak yang membudidayakan jamur shiitake ini langsung pada media batang kayu shii, tentunya kualitas yang akan didapatkan lebih bagus dibandingkan dengan jamur shiitake yang menggunakan media buatan, tetapi kelemahannya jamur yang tumbuh alami pada batang pohon shii membutuhkan waktu 8 bulan hingga 1,5 tahun serta produktivitasnya rendah.
Sumber referensi dari informasi diatas :
- Aditya, Rial. (2016, 21 Oktober). Tahap-Tahap Budidaya Jamur Shiitake (Lentinula edodes). Dikutip 12 Mei 2020 dari https://rumajamurindonesia.wordpress.com/2016/10/21/budidaya-jamur-shiitake-lentinula-edodes/
- Subowo, YB dan HJD Latupapua. 2008. Pengaruh Bobot dan Komposisi Media, Rangsangan Suhu dan Kimiawi Terhadap Pembentukan Tubuh Buah Jamur Shiitake (LenHnus edodes). Bogor: Balitbang Mikrobiologi. Puslitbang Biologi. LIPI
- Kementrian Pertanian. 2002. Budidaya Jamur Tiram dan Jamur Kuping. Diakses pada 12 Mei 2020 dari http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Isi/20poster/MP-09/20Budidaya/20Jamur.pdf.
Nice informasi
Iya, terimakasih
Itu di indonesia satu kilogramnya harganya berapa ya?
Halo indah, Kalo di indonesia harga jamur shiitake sendiri yang fresh mencapai 120 ribu rupiah, bisa di cek di toko online ya..
Informasi yang bermanfaat mas
Iyaa terimakasih
Wahh terimakasih ilmunya kak
Sama sama puti…
terimakasih sangat bermanfaat
wah syukurr deh terimakasih luluk
Hallo kak, wah informasinya banyak saya baru tau nii, sekalian mau nanya dong kak. Saya baca di atas bahwasannya jamur tersebut sudah banyak di kembangkan di negara maju seperti jepang, nah apakah jamur shiitake tersebut juga sudah banyak di kembangkan di indonesia ya?
Halo ery, sudah banyak kok, tetapi jika dibandingkan dengan jumlah pembudidaya jamur tiram atau jamur merang mungkin masih lebih banyak pembudidaya kedua jenis jamur tersebut. Tetapi setelah saya membaca dari beberapa referensi di internet ada lokasi budidaya jamur shittake yang cukup besar di daerah bogor. Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah pembudidaya jamur shiitake ini di indonesia, salah satunya kepopuleran jamur shiitake ini dimasyarakat kalangan menengah belum terlalu populer, sedangkan untuk masyarakat kelas atas mungkin saja jamur ini sudah sering menjadi target konsumsi, hal ini lah yang membuat jumlah pembudidaya jamur shiitake tidak terlalu banyak tersebar di indonesia di bandingkan dengan pembudidaya jamur tiram putih dengan merang,
Uwwaww sangat bermanfaat nih
halo mas sahrul, hehe iya, bisa jadi referensi ni buat mas sahrul kalo ingin budidaya jamur shiitake yang mempunyai rasa seperti daging ini hehe…
Penjelasannya sangat lengkap dan mudah dipahami. Sangat bermanfaat. Terimakasih
Kalo ingin membudidayakan jamur tersebut kira2 kendala apa yg mungkin terjadi?
Haii vonda, kendala yang mungkin terjadi dalam membudidayakan jamur ini menurut saya adalah bag log tempat media tumbuh jamur shiitake bisa saja terkena cendawan lainnya, seperti ditumbuhi cendawan hijau, dan akhirnya yang tumbuh malah bukan jamur shiitakenya, melainkan cendawan hijau yang menjadi penyakit.
Apakah jamur shiitake ini bisa diproduksi dengan skala kecil(rumahan) atau hanya bisa diproduksi jika berskala besar saja?
Halo dian… Sekala rumahan bisa kok.. yang terpenting kita menyiapkan lingkungan yang sesuai dengan yang dikehendaki oleh jamur shiitake tumbuh, selain itu tingkat sterilisasi saat kita membudidayakan juga harus tetap di jaga, walaupun kita membudidayakan jamur shiitake dalam skala rumahan atupun skala besar…
Heloo,, ilmunya sangat bermanfaat..
Tapi saya mau tanya nih, lingkungan untuk tempat tumbuh jamur shitake sama ndak sih sama jamur-jamur kainnya?
Heloo 🙂 saya mau tanya nih, lingkungan untuk tempat tumbuh jamur shitake sama ndak sih sama jamur-jamur lainnya?
Hai pinang, lingkungan tumbuh jamur shiitake sama saja kok dengan jamur lainnya seperti tiram dan jamur merang, karena pada dasarnya jamur dapat tumbuh pada suhu 16 – 22 derajat celcius, dengan kadar kelembaban sebesar 80 – 90 %.. mungkin yang perlu di perhatikan di indonesia saat budidaya jamur ini ialah, tetap menjaga suhu dalam ruang produksi stabil antara 16 – 22 derajat celcius, karena di indonesia suhu saat siang hari bisa mencapai 35 derajat celcius..
Mantap, langsung gas dijalankan, hilangkan semua “tapi”
Siapp pak boss hehe
Wah menarik sekali infonya, saya mau tanya nih untuk jamur shiitake yang tumbuh di batang kayu shii kenapa lebih bagus kualitas nya dari media buatan yaa? Apakah harus ada yang ditambahkan dalam media tanam kita agar bisa setara?
Hai ghina, iya betul jamur yang tumbuh pada batang kayu shii lebih bagus kualitasnya, mungkin saja karena memang itulah (batang kayu shii) merupakan media tumbuh aslinya jamur shiitake, jadi ya kualitasnya lebih bagus di bandingkan dengan yang di budidayakan dengan media buatan, selain itu enggak menutup kemungkinan juga kok kalo kualitas yang dihasilkan oleh media tumbuh buatan lebih bagus dibandingkan dengan di batang kayu shii.
Mungkin yang saya tahu selama ini, untuk penggunaan bahan yang seperti saya sebutkan diatas sudah sangat baik dan cocok untuk membudidayakan jenis – jenis jamur, jadi menurut saya tidak ada bahan lain yang ditambahkan untuk membuat kualitas jamur menjadi setara hehe..
Makasih banget gede infonya sangat bermanfaat…..kerennn
waah iyaa aik, syukur deh
waaahh bermanfaat banget nih, thank you gede infonyaa!
Halo, saya Rahmad mau bertanya berdasarkan kondisi lingkungan untuk inkubasi salah satunya adalah CO2 nah perlakuan/alat apa ya yg digunakan supaya mencapai kondisi tersebut?
informasi yang sangat bermanfaat, jamur shiitake sendiri apasih manfaatnya bagi tubuh kita?
Bisa untuk mengenyangkan saat kita lapar mas indra hehe…